Thursday, December 29, 2011

Alcohol and intoxicants

Assalamualaikum,

Today I would like to share about alcohol, liquor, beer or any other intoxicants. All of this drinks will be called as 'alcohol in this writing of mine.

Who doesn't know about this drink when taken excessively  can cause a person to be drunk causing the drinker to be physically and mentally impaired. It have so many forms, some are called beer, wine, araq and etc.

1. A person who takes wine moderately will benefit from it.

I totally agree on this. If wine were taken moderately, it will benefit the health of the drinker. But what most of us did not know is the benefit did not come from the alcohol in wine but rather from the grapes which were used to make wine.
A previous human clinical trial at Boston University found that Concord grape juice also increased HDL (good) cholesterol and significantly lowered two markers for inflammation. Historically such benefits have been credited to alcohol -- which, of course, is absent from grape juice -- suggesting that the anthocyanins found in both grape juice and wine deserve closer scrutiny. You do the maths.
By the way, which is cheaper wine or grapes?


2. A person who takes alcohol are healthier.

This is one of the most absurd claim ever. Research shows that people who takes alcohol regardless in small quantity or moderately or in large quantity have less fitness compared to the people who do not take any at all. Health experts agrees that consumption of this beverage carries health risks ranging from dependence to breast cancer to brain damage to stroke.

Up to 4% of breast cancers can be attributed to alcohol. According to a recent study in the British Journal of Cancer, every drink increases a woman's chances of developing breast cancer. In a recent summary of 63 published studies, 65% found an association between alcohol consumption and increased breast cancer risk

If having a few too many has become a regular habit, the brain-health hangover may last a lifetime. St. Louis University researchers published an animal study suggesting several years of heavy drinking could permanently impair memory--and slow down learning ability as well.

With all the ballyhoo over the heart health benefits of moderate wine consumption it's easy to lose sight of the much larger health risks of heavy alcohol consumption--such as dramatically increased stroke risk. Harvard researchers found that men who consume an average of three or more alcoholic beverages a day were nearly 43% more likely to suffer a stroke when compared to abstainers and men who had one to two drinks/day. The more you drink, the more likely you will get stroke!

Alcohol is not only a health hazard, it also causes you to be fat. A University of Buffalo study of 2,300 drinkers found that those who tended to consume their alcohol in 3-4 servings per sitting -- even if such excess was occasional -- tended to have more abdominal fat than those who drank small amounts on a regular basis. When you overload your liver with alcohol, all of the organ's resources are going to burning off the booze.Fat metabolism is put on the back burner, so to speak, the cumulative effect of which is more fat in the liver, under the skin and around other organs.
Not only can liver toxicity lead to excess weight -- excess weight can lead to liver problems, significantly increasing your risk of developing nonalcoholic fatty liver disease (NAFLD).NAFLD is the most common liver disorder in the U.S., afflicting 25% of the population (while about a third of Americans are obese).By raising LDL (or "bad") cholesterol and lowering HDL (or "good") cholesterol, NAFLD makes sufferers even more prone to heart disease.

Summary is alcohol consumption could cause cancer, memory lost, stroke, bigger waistline and even leads to heart disease.


3. Alcohol and social issues

In a nut shell, alcohol use can affect all areas of a person's life, including family, work and personal relationships.
  • Family problems: arguments over someone's drinking can cause family and relationship problems that may lead to break up.
  • Work problems: drinking alcohol at work and hangovers can lead to poor performance and accidents at work, while illness can result in absenteeism.
  • Legal problems: drink-driving may lead to fines, loss of licence and even imprisonment.

4. Do religion allows or encourage alcohol drinking?

According to Islam, the Quran (translation) 5:90:
O you who have believed, indeed, intoxicants, gambling, [sacrificing on] stone alters [to other than Allah ], and divining arrows are but defilement from the work of Satan, so avoid it that you may be successful.

According to Christianity,
Proverb 20:1
Wine produces mockers; alcohol leads to brawls. Those led astray by drink cannot be wise.

According to Hinduism,
The Rigveda (8.48.3):
We have drunk Soma and become immortal; we have attained the light, the Gods discovered. Now what may foe man's malice do to harm us? What, O Immortal, mortal man's deception?

All religion are against drinking alcohol, however there are only one religion which really holds on to their scripture and are totally against alcohol are Islam. The Christians and Hindus have gone astray from their scriptures and followed their carnal desire.

Reference:
http://www.webmd.com/cholesterol-management/news/20041119/grape-juice-raises-good-cholesterol-levels
http://www.nature.com/bjc/journal/v87/n11/abs/6600596a.html
http://envirocancer.cornell.edu/FactSheet/Diet/fs13.alcohol.pdf
http://www.eurekalert.org/pub_releases/2005-06/ace-dfj060605.php
http://www.medicalnewstoday.com/printerfriendlynews.php?newsid=18580
http://www.dole.com
http://www.mydr.com.au/addictions/alcohol-and-social-problems


Saturday, December 10, 2011

Peranan Guru & Pendidikan

Assalamualaikum,

Apabila kita menyebut tentang guru, sentiasa kita ingat akan insan yang membakar dirinya untuk masa depan anak muridnya. Saya terpanggil untuk menulis tentang peranan guru pada hari in. Ingin juga saya sentuh sedikit tentang sistem pendidikan kita.

Apakah tugas guru/cikgu/ustaz/ustazah?

Pada pandangan saya yang daif ini, saya memandang tugas mereka adalah sebagai pendidik. Seorang pendidik ialah seorang pengajar, namun seorang pengajar tidak semestinya seorang pendidik. Seorang pengajar boleh menyampaikan segala ilmunya kepada muridnya, manakala seorang pendidik pula bukan sahaja boleh menyampaikan ilmu malah turut mengajar kepada muridnya kaedah memperoleh ilmu, kaedah untuk menilai ilmu itu samada adalah benar atau tidak, adab untuk memperoleh ilmu, akhlak, agama dan lain-lain lagi.

Senang saya katakan, untuk menjadi seorang pendidik, kebolehan untuk mengajar sahaja tidak mencukupi.
Seperti mana kata hikmat Cina seperti berikut:

“Give me a fish and I eat for a day. Teach me to fish and I eat for a lifetime.”

Jika sekadar menyampaikan ilmu sahaja tidak mencukupi. Ianya mungkin sekadar cukup untuk lulus peperiksaan tetapi realitinya menyampaikan ilmu begitu sahaja tidak akan membantu perkembangan dan kematangan pemikiran murid tersebut.


Murid/Hasil Pendidik yang Gagal

Mana ada seorang guru yang mahukan anak didikannya gagal? Namun sedar tak sedar, itulah hasil yang ada pada hari ini secara amnya. Saya senaraikan di bawah:

1. Murid tidak bertanya soalan di kelas.
-kebanyakkan murid tidak akan bertanya di kelas kerana rasa malu
-perasaan malu seperti ini dibangkitkan oleh guru yang tidak membangkitkan semangat ingin tahu murid
-murid akan meng'ia'kan segala apa yang diajarkan tanpa menilai dahulu.
-ada juga guru yang memaksa murid untuk mengikut sahaja tanpa pemahaman

2. Murid tidak mampu berfikir dengan kritis
-ini juga adalah antara sebab murid tidak bertanya di dalam kelas
-murid tidak diajar untuk bertanya 'kenapa begitu?', sifat ingin tahu tidak dibangkitkan guru
-ibu bapa tidak meransang rasa ingin tahu murid malah menyebabkkan murud menjadi pasif
-murid yang tidak pernah bertanya akan berasa malu dan sentiasa menjadi pak turut sahaja.
-ilmu yang diambil tidak dinilai dan ditelan bulat-bulat

3. Murid pak turut
-semua yang guru ajar akan diambil 100% betul
-murid ini yang diajar sedemikian rupa hanya akan membuat apa yang disuruh oleh gurunya
-mereka diajar untuk ikut sahaja dan jangan bertanya mungkin kerana ada guru yang ego
-akhirnya dalam realiti selepas persekolahan mereka menjadi 'Pak Turut Tegar'
-iaitu kalau tak suruh 100% mesti tak buat. Contohnya kalau suruh anak susun baju, dia hanya lipat dan susun sahaja tanpa masukkan dalam almari.
-kalau suruh makan, maka makan sahaja lepas itu pinggan mangkuk biar tak basuh.
-memang kalau tak ketuk maka tak jalan.

4. Murid yang tak tahu membaca
-di sini bukan bermaksud dia tidak reti membaca, tetapi murid itu akan membaca tanpa pemahaman.
-contohnya belajar Biologi, guru memberikan kerja membaca, murid akan mengambil ringan dan membaca sahaja. Mereka tak kisah kalau faham atau tidak
-mereka juga tidak akan mengambil inisiatif untuk memahaminya pun.

5. Murid tiada sifat jaya diri
-mereka ini apabila tak faham sesuatu maka tiada usaha untuk memperbaiki diri
-contohnya kalau tak faham apa yang diajar oleh guru, tiada usaha untuk bertanya selepas kelas, tiada usaha untuk pergi berjumpa guru dan bertanya di bilik guru, tiada usaha untuk membuka buku teks/kitab untuk memahaminya, tiada usaha untuk bertanya rakan-rakan, tiada usaha untuk memcari kefahaman dengan membaca bahan-bahan di internet dll lagi.
-persoalannya mengapakah mereka begini? saya akan menulisnya selepas ini.

6. Murid tiada hormat pada guru
-disebabkan guru yang terlalu fokus untuk menghabiskan silibus sahaja maka banyak perkara yang diabaikan
-antaranya ialah proses pembelajaran murid, guru hanya fokus dalam proses pengajaran dan mengabaikan proses pembelajaran muridnya.
-folus guru adalah salah sebab yang penting ialah 'adakah murud dapat belajar' dan bukannya 'adakah sudah diajarkan'
-akibatnya guru dilihat hanya sebagai keldai sahaja yang membawa ilmu, padahal guru sepatutnya yang dilihat yang menghidupkan ilmu itu sehingga dalam difahami dan diterima murid.
-selain itu, guru lupa akan tugas untuk membina sahsiah muridnya sehinggakan tiada hormat kepada guru mahupun ilmu yang ingin disampaikan
-ini kerana ilmu itu dilihat tak penting nilainya kerana disampaikan dengan cara yang tak betul

Ada banyak lagi hasil/ murid yang saya anggap gagal digilap supaya menjadi permata.


Di manakah salahnya?

Kita ada begitu banyak murid seperti yang saya senaraikan di atas, maka persoalannya ialah di manakah salahnya?
Saya ingin mengajak saudara-saudari untuk melihatnya dalam beberapa perspektif seperti berikut:

1. Ibu bapa
-ke mana sudah peranan ibubapa dalam mendidik anak-anak mereka
-segala tugas dan tanggungjawab mendidik diletakkan pada guru
-mereka terlalu mengejar kebendaan sehingga pendidikan anak di rumah dilupakan
-ada juga yang menutup hati anak-anak mereka untuk berkembang dan berfikir dengan melarang anak-anak bertanya soalan, mungkin sebab ego
-ibubapa tidak tahu cara untuk mendidik anak mereka kerana mereka sendiri tiada ilmu dan tiada jaya diri untuk mencar ilmu itu.
-kadang-kala agama pun tak tahu nak jelaskan kepada anak.
-contohnya, kena pakai tudung/hijab tapi bila anak tanya kenapa kita jawab pakai aje la jangan banyak tanya, ini sekaligus menutup pintu pembelajaran dan berfikir anak

2. Guru
-Guru tidak berkebolehan dan tidak dilatih dengan baik untuk menjadi seorang pendidik
-Suka mengambil jalan singkat dan hanya melatih pelajar lulus ujian sahaja sekaligus mengabaikan tanggungjawab sebagai pendidik
-Guru kadang-kadang terpaksa menjadi guru kerana tiada pekerjaan lain?
-Guru bertindak sebagai Hitler di kelas dan memaksa pelajar ikut tanpa bertanya, akibatnya murid tiada sense untuk berfikir
-Guru anggap anak murid (terutama di sekolah menengah) sebagai tak matang lagi dan tidak mampu bertanggungjawab. Yang di sekolah menengah tu dah boleh membuatkan/mengandung ok.

3. Guru besar
-Hanya kisahkan student dapat A atau tidak. Yang lain dia tak kisah.
-Nuff said

4. Silibus pendidikan
-Saya lihat ada perkembangan untuk membaiki sistem dna silibus pendidikan kita.
-Silibus nampak ok tapi guru di sekolah tak ok. Semua benda tidak teratur dan nampak tergesa-gesa.
-Contohnya ajar sains dan matematik dalam Bahasa Inggeris tapi tiada latihan diberikan kepada guru di sekolah.
-Akibatnya cikgu sekolah tak reti ajar dalam Bahasa Inggeris
-Silibus ditukar supaya murid berfikit tapi guru sekolah tidak diberi latihan untuk mengajar dengan kaedah supaya murid berfikir.
-Silibus ok la (walaupun ada banyak yang saya tak setuju) tapi kualiti guru fail
-Apa kata kita suruh anak-anak menteri sekolah di Malaysia dengan silibus UPSR, PMR dan SPM?

APA PENDAPAT ANDA???